Definisi Pengaruh dalam Organisasi
Pengaruh
(influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di
bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
harapan mereka yang mempengaruhi.
Sebagai
esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan,
mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang
lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika
kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan
itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan
proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga
akan menentukan efektivitas
kepemimpinan.
Keberadaan pengaruh dalam suatu kepemimpinan memiliki andil
yang besar, yaitu dalam hal menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari
kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan
melaksanakan berbagai keputusan yang sudah di tetapkan. Jika kekuasaan
merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu
dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan
proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik antara pemimpin dan pengikut, juga
akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Ø MenurutKamus Besar Bahasa
Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.”
Ø Surakhmad
(1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap
apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Jadi,
dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan
suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda
serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di
sekitarnya.
Untuk
memahami komponen politik dari organisasi, mengkaji taktik dan strategi yang
digunakan oleh seseorang atau sub unit untuk meningkatkan peluangnya dalam
memenangkan permainan politik, individu atau sub unit dapat menggunakan
beberapa taktik poltik untuk memperoleh kekuasaan dalam mencapai tujuan. Taktik
memainkan politik dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a)
Meningkatkan ketidakmampuan mengganti.
Jika dalam suatu organisasi hanya ada satu-satunya orang atau subunit yang
mampu melakukan tugas yang dibutuhkan
oleh subunit atau organisasi, maka ia atau subunit tersebut dikatakan sebagai
memiliki ketidakmampuan mengganti.
b)
Dekat dengan manajer yang berkuasa. Cara
lain untuk memperoleh kekuasaan adalah dengan mengadakan pendekatan dengan
manajer yang sedang berkuasa.
c)
Membangun koalisi. Melakukan koalisi
dengan individu atau sub unit lain yang memiliki kepentingan yang berbeda
merupakan taktik politik yang dipakai oleh manajer untuk memperoleh kekuasaan
untuk mengatasi konflik sesuai dengan keinginanya.
d)
Mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Dua taktik untuk mengendalikan proses pengambilan keputusan agar
penggunaan kekuasaan nampaknya memiliki legitimasi dan sesuai dengan
kepentingan organisasi yaitu mengendalikan agenda dan menghadirkan ahli dari luar.
e)
Menyalahkan atau menyerang pihak lain.
Manajer biasanya melakukan ini jika ada sesuatu yang tidak beres atau mereka
tidak dapat menerima kegagalannya dengan cara menyalahkan pihak lain yang
mereka anggap sebagai pesaingnya.
f)
Memanipulasi informasi. Taktik lain yang
sering dilakukan adalah manipulasi informasi. Manajer menahan informasi,
menyampaikan informasi kepada pihak lain secara selektif, mengubah informasi
untuk melindungi dirinya.
g)
Menciptakan dan menjaga image yang baik.
Taktik positif yang sering dilakukan adalah menjaga citra yang baik dalam
organisasi tersebut. Hal ini meliputi penampilan yang baik, sopan, berinteraksi
dan menjaga hubungan baik dengan semua orang, menciptakan kesan bahwa mereka
dekat dengan orang-orang penting dan hal yang sejenisnya.
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics)
adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi
orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya.
Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali
meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang
lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk
meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat
oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl,
Lepsinger, and Lucia, 1992).
Hasil penelitian Yukl dkk,
menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi
(Hugheset all, 2009), yaitu:
1.
Persuasi
Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2.
Daya-tarik
Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
3.
Konsultasi
(Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan
suatu rencana yang akan dilaksanakan.
4.
Mengucapkan
kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
5.
Daya-tarik
Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap
loyal.
6.
Pertukaran
(Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan
atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7.
Koalisi
(Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang
lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
8.
Tekanan
(Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9.
Mengesahkan
(Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah
sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada
position power dan personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang
dipimpinnya pada situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin
secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa
komitmen, kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga
mempunyai efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin.Selain itu, dampak
kekuasaan pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin
dalam mempengaruhi orang yang dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha
mempengaruhi merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku
mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.
Ada 3 proses mempengaruhi, yaitu:
o Kepatuhan instrumental:
Seorang target melaksanakan tindakan yang diminta untuk tujuan mendapatkan
imbalan yang pasti atau menghindari hukuman. Level dukungan yang diberikan
mungkin sangat kecil yang diperlukan untuk mendapatkan penghargaan atau untuk
menghindari hukuman.
o Internalisasi: Seorang target
memiliki komitmen untuk mendukung dan menerapkan proposal yang diajukan oleh
pemimpin terlihat seperti diharapkan secara intrinsik dan sesuai dalam
hubungannya dengan nilai, keyakinan dan citra pribadi dari target.
o Identifikasi Personal:
Seorang target meniru perilaku pemimpin atau mengambil sikap yang sama agar
disukai oleh pemimpin
Sumber:
Thoha,
Miftah. 2003. Kepemimpinan dalam Suatu Manajemen: Suatu Pendekatan
Perilaku. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winardi.
1990. Kepemimpinan dalam Manajemen. Bandung: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar