A.
Hubungan
Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah saat kita sedang melakukan komunikasi dengan orang lain
yang bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menentukan kadar
interpersonal.
1. Model pertukaran Sosial & Analisis
Transaksional
Model ini
memandang bahwa hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang yang
dikemukakan oleh Thibault dan Kelley :
“Asumsi dasar
yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
“ganjaran”
yang dimaksud adalah hal positif yang diterima seseorang dalam suatu hubungan.
Sedangkan “biaya” yang dimaksud adalah hal negatif yang diterima seseorang
dalam suatu hubungan.
2. Pembentukan kesan dan ketertarikan
interpersonal
Tahap awal yang dilakukan adalah mencari tahu
identitas orang yang dituju kemudian jika menemui kecocokan tahap selanjutnya
adalah mencari tahu data demografis orang yang dituju.
Menurut Charles R. Berger informasi pada
tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: a) informasi
demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang
akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang lain; serta
g) hobi dan minat.
3.
Model
Peran, konflik adequacy peran serta auntensitas dalam hubungan peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung
sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah
yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila
setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan
medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan
bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Pemutusan Hubungan Menurut R.D.
Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans, setidaknya ada
lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi,
dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang
lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan
orang lain.
b) Dominasi, dimana salah
satu pihak berusaha mengendalikan pihak lainsehingga orang tersebut merasakan
hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan,
dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama
tidak tercapai.
d) Provokasi, dimana
salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung
perasaan yang lain.
e) Perbedaan nilai,
dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
4.
Intimasi
dan Hubungan Pribadi
Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri.
Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan
menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi
lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Keinginan setiap
pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap
berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat
ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan
dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa
terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena:
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri
kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah
persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang
dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian
tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus.
B.
Cinta
dan Perkawinan
Perkawinan yang
sehat adalah perkawinan yang didasari ikatan lahir dan batin yang diikat dalam
perkawinan yang sah antara pria dan wanita dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga yang bahagia berdasar ketuhanan Yang Maha Esa). Usia terbaik
untuk melangsungkan perkawinan untuk pria adalah 25 tahun atau lebih, sedangkan
untuk wanita adalah 20 tahun atau lebih, pria dan wanita tersebut dianggap
sudah dewasa, sehat jasmani, matang rohani dan sosial.
Tujuan dari
batasan umur ini adalah :
1. Memberikan pengertian dan
kesadaran kepada generasi muda untuk mempertimbangkan yang berkaitan dengan
keluarga berencana, kesiapan fisik, mental, sosial dan ekonomi.
2. Mempersiapkan masa reproduksi
seorang ibu.
3. Meningkatkan kesejahteraan atau
kesehatan ibu dan anak.
4. Perkawinan usia muda mengandung
resiko terjadinya penyulitan kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan
kematian ibu dan anak.
C. Pekerjaan dan Waktu Luang
a. Definisi nilai perkerjaan
Nilai pekerjaan adalah bahwa
nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara
berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita
lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah
perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya
sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita
ketika mengerjakan pekerjaan itu.
b. Apa
yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan
adalah kenikmatan dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja dan kepuasan kerja.
Dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju
proses terwujudnya suatu yang besar.
Aspek yang paling memuaskan dalam
bekerja seperti keramah tamahan sesama rekan kerja. Kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang
diterima oleh rekan sepekerjaan.
- Mencari
uang: Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk
bekerja. Untuk mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan
keluarga. Hal ini juga yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih
suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan
tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu. Banyak orang yang
berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.
- Mencari
pengembangan diri: Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih
baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri
mereka. Mereka akan mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan
diri mereka disana.
- Mencari
teman/sarana bersosialisasi: Manusia adalah makhluk sosial yang perlu
untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan
relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
- Mencari
kebanggaan / kehormatan diri : hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja
adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi ebutuhan
dirinya dengan bekerja lebih terlihat terhormat di bandingkan dengan seorang
penggangguran.
c. Fungsi
psikologi dari pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu: Lebih
bisa mandiri, lebih kreatif berfikir logis. Bahkan orang yang sudah
mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di
habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan
penguasaan (Morgan,1972). Meskipun apa kata orang tentang memiliki
pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja
keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan
melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup
nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja
itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan
pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian
baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka
mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil
yang jelas.
Sumber :
-
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper
saddle river :person prentice hall
-
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009).
teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
-
Jalaluddin Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi,
Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar