Sabtu, 21 Mei 2016

Penyesuaian diri dan pertumbuhan


Penyesuaian diri

Menurut ilmu psikologi, penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-simtom. Itu berarti belajar bagaimana bergaul dengan baik dengan orang lain dan bagaimana menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson menyebut hal-hal seperti kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang, kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951).

 

1.     Konsep Penyesuaian Diri

Penyesuaian dapat diartikan  sebagai adaptasi atau mempertahankan eksistensinya dengan kata lain bertahan dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.

konsep penyesuaian yang sehat adalah mereka  yang berespon baik  yakni yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain, lingkungan  dan dengan tanggung jawabnya. Mereka yang sehat  memiliki ciri khas dalam penyesuaian diri yang baik walau mereka terkadang memiliki kekurangan atau kelemahan, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik.

 

 

2.     Pertumbuhan Personal

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Prof. Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus. 

Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetapi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.

Variasi dalam Pertumbuhan

Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.

 

Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh

Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan dirinya. 

 

Fenomenalogi Pertumbuhan

Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik.

Stress

 

Definisi Stress

 

             Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.

Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan

 

Efek Dari Stress

Stress yang berulang-ulang dan tidak tertangi dapat menyebabkan gangguan fisik. Perubahan detak jantung adalah yang paling dapat dirasakan sebagai efek stress. Berikut ini adalah daftar penyakit yang disebabkan oleh stress:

Penyakit Lambung 

Stress memicu tingginya kadar adrenalin pada tubuh. Efek langsung yang ditimbulkan akibat perubahan ini adalah meningkatnya jumlah asam pada lambung. Produksi asam lambung meningkat ketika manusia mengalami stress. Stress berkepanjangan yang tidak tertangani menyebabkan tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Akibat jangka panjang yang muncul adalah rusaknya dinding lambung.

Hipertensi atau Darah Tinggi

Adrenalin yang tinggi pada tubuh memicu detak jantung yang lebih cepat. Apabila kondisi ini berulang dan tidak tertangani, hipertensi yang semula bersifat temporal atau sementara dapat menjadi gejala yang permanen. Akibat terburuk yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah stroke.

Gangguan Jantung

Stress secara langsung mengubah irama detak jantung. Stress yang timbul akibat perasaan melampaui ambang batas kemampuan dalam melakukan atau menangani hal tertentu memicu jantung berdegub lebih kencang. Stress berkepanjangan yang tidak tertangani dapat menimbulkan persoalan jantung yang bersifat permanen.

Rusaknya Sistem Kekebalan Tubuh 

Salah satu akibat dari stress adalah meningkatnya produksi zat kortisol dan corticoids. Tingginya hormon ini dalam jangka yang panjang dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh rendahnya sistem kekebalan tubuh adalah kerentanan terhadap penyakit, termasuk jenis-jenis penyakit yang ringan, seperti flu dan demam. Hal ini terkadang dapat dirasakan oleh pengidap stress yang mengalami langsung penyakit ringan saat stress meningkat.

 

 

 

Faktor Penyebab Stress

Faktor Internal

Yaitu, stressor yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Ada beberapa hal yang merupakan stressor internal, antara lain:

Kepribadian

Seseorang dengan Tipe A memiliki cirri-ciri sebagai berikut: agresif, ambisius, senang bersaing, senang menyelesaikan pekerjaan dan kebiasaan berlomba dengan waktu. Pada waktu-waktu tertentu, mereka mampu menunjukkan kemampuan dan keefisienan mereka. Namun, bila dihadapkan dalam kondisi stressful, mereka tidak mampu lagi untuk mengendalikan diri dan kebingungan. Seseorang dengan Tipe B memiliki cirri-ciri yang berlawanan dengan Tipe A, yaitu : easygoing, tidak suka berkompetisi dan tenang.

Kognitif

Kognitif juga dapat menjelaskan bagaimana jalannya seseorang dapat mengalami stres. Stres secara khusus dapat mempengaruhi individu secara pribadi dalam menerima dan menginterpretasikan suatu masalah.

Faktor Eksternal

Yaitu, stressor yang berasal dari luar diri individu. Beberapa stressor eksternal, antara lain:

 

 

Faktor rumah tangga (stress in the family)

Stres dalam keluarga didefenisikan sebagai tekanan yang dapat merusak atau mengubah sistem dalam keluarga. Pengaruh stres ini terhadap keluarga yaitu mengurangi keharmonisan dan merupakan sumber dari berbagai masalah.

Faktor lingkungan (environmental stress).

Lingkungan adalah tempat yang mengarah pada hal di sekeliling kita, ruang fisik yang dapat dirasakan dan tempat kita berperilaku. Byrne dan Clare (dalam Rice, 1992) mengemukakan pengertian stres lingkungan sebagai suatu kondisi sikap seseorang terhadap aspek-aspek tertentu dari lingkungan.

Faktor sosial (social source of stress)

Perubahan sosial dapat dilihat dari perubahan gaya hidup (life-style changes), nilai-nilai dan tradisi-tradisi lama yang telah bergeser. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi aborsi, kebebasan homoseksual, pernikahan yang kemudian membuat keluarga, masyarakat dan pemerintahan terpengaruh untuk mengikuti perubahan-perubahan tersebut.

 

Tipe-tipe Stres.

 

 

1.    Tekanan

Tekanan itu muncul tidak hanya dalam diri sendiri , bisa jadi dari luar diri, karena biasanya apa yang kita sukai bertentangan dengan apa yang menjadi pandangan orang tua dan ini bisa menjadi salah satu tekanan psikologis terhadap anak yang akan berdampak stress.

 

 

 

2.    Frustasi

Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang di inginkannya . 

 

3.    Konflik

Konflik terjadi apabila ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi karena memiliki tujuan dan pandangan berbeda dalam upaya mencapai tujuan.

 

 

4.    Kecemasan

Kecemasan itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang perasaan khawatit, gelisah , dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.

Apakah Anda Pernah Mengalami Stress

Pernah, Ketika mengalami kesulitan dalam merengerjakan sesuatu. Contoh seperti mengerjakan tugas penelitian yang takunjung selesai, hal itu yang membuat saya stress. Bagaimana cara mengatasi stress itu? Dengan berkumpul bersama teman teman dan pergi liburan sesaat membuat stress itu hilang.

 

Sumber :

  • Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
  • Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
  • Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
  • Nofiana Sari, 2010. Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi tidak diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar